Entahlah
Wah.... akhir akhir ini banyak banget yang buka artikel tentang gunung yah... ^_^
terutama Gunung Gede sama Gunung Pangrango...
.
Well, memang gue akui dua gunung itu adalah gunung yang terendang markondang dari gunung gunung yang pernah gue daki. But, you should know that ini kan masih musim penghujan. I mean, trek yang mesti kalian lewati itu bakalan lebih licin dari biasanya, lebih terjal dari biasanya, dan lebih beresiko tentunya. Kita semua masih inget kejadian beberapa hari lalu, tanggal 8 Februari tepatnya, ketika 3 orang pendaki tersambar petir di Gunung Gede saat hendak kembali turun karna tidak bisa melanjutkan pendakian disebabkan badai dan kabut tebal. Kita juga masih ingat kejadian satu hari setelahnya ketika seorag mahasiswi Unnisula Semarang meninggal di Gunung Merbabu karena Amnesia. Sehingga ia tak tau arah jalan pulang, sehingga tanpa dia, yang lain hanya butiran debu. Well, I mean Hipotermia. Dan yang sedang hot hot nya akhir akhir ini adalah banyak gunung gunung di Jawa Tengah yang latah banget sehingga ikut ikutan aktif setelah gunung Kelud mengalami ereksi. Well, I mean Erupsi.
Tentunya jika kalian memutuskan untuk tetap mendaki di tengah suasana yang kurang kondusif ini dan kalian merasa aman aman saja, maka nasihat dari gue adalah, kalian hanya harus menyiapkan kaki yang akan berjalan lebih jauh dari biasanya, apalagi kalo lu kesasar. kalian juga harus siap menerima betis yang akan lebih besar dari biasanya. Tangan yang akan berbuat lebih banyak dari biasanya, apalagi kalo lu nyabutin setiap pohon pinus yang lu lewatin. Mata yang akan menatap lebih lama dari biasanya, yang otomatis akan menyebabkan mata kamu merah. Stop!! Jangan di kucek!! langsung siram mata anda dengan Insto dan air raksa. Lalu lapisan tekad yang seribu kali lebih kuat dari lapisan baja. Yah, masih bisa di nego sebenrnya jadi lima ratus kali lipat, ato yah... kalo ga pake sambel, seratus aja gapapa. Dan hati yang akan bekerja lebih keras dari biasanya, tapi jangan mao kalo ga di gaji. Hare gene ga di gaji?? apalagi lu punya utang yang ga cuma serebu dua rebu. Serta mulut yang akan selalu berdoa. Doa makan, doa masuk Wc, doa masuk rumah, doa masuk masjid, doa masuk neraka, doa masuk angin, dan masuk masuk yang lainnya. Klo udah keabisan stok doa, ya diulangi lagi dari awal. Rewind gitu.
.
Yah.... Sebagai sesama pendaki gue pun mengerti bahwa kesempatan untuk mendaki tidak datang dengan ritme waktu yang sering. Apalagi daki nya bisa sama orang orang yang kita harapkan, pasti jadi kebelet banget kan... ibarat pribahasa Cepirit sudah di ujung anus, ya mau ga mau harus sesegera mungkin dituntaskan. But, kembali lagi, tidak ada tempat yang murni 100% aman di Bumi ini. Laut bisa Tsunami, Gunung bisa Ereksi, well I mean erupsi, dataran biasa bisa gempa, dan lain sebagainya. dan tiga hal itu sampai sekarang belum ada yang bisa memprediksi kapan terjadinya. Seperti cepirit, ia keluar tiba tiba.
.
Kita semua turut prihatin atas apa yang terjadi di awal tahun 2014 ini. Kita berduka cita atas banjir yang melanda Jakarta walau sudah langganan. Yang gue heranin, udah tau banjir ga enak masih aja langganan. Yang melanda Pati, Kudus, Jepara, dan Demak. Erupsi Sinabung. Gempa yg baru beberapa hari lalu, gempa Bantul yang sekarang, Erupsi Kelud, cewe matre kelaut aje, dan banyak lagi...
Intropeksi, siapa tau ini salah kita, ada partisipasi kita dalam penyebab musibah beruntun yang tengah terjadi ini. Jika sesudah intropeksi semua mengaku tidak bersalah, maka untuk mengetahu siapa yang bersalah, tanyalah pada rumput yang bergoyang, meski gue heran ini rumput kenapa bisa bergoyang, dan apakah rumput ini goyang gergaji, goyang ngebor, goyang ngecor, goyang palu, paku, linggis, semen, sekop, ember, dan mengapa kita jadi menyebutkan alat alat pertanian? Entahlah...
..
terutama Gunung Gede sama Gunung Pangrango...
.
Well, memang gue akui dua gunung itu adalah gunung yang terendang markondang dari gunung gunung yang pernah gue daki. But, you should know that ini kan masih musim penghujan. I mean, trek yang mesti kalian lewati itu bakalan lebih licin dari biasanya, lebih terjal dari biasanya, dan lebih beresiko tentunya. Kita semua masih inget kejadian beberapa hari lalu, tanggal 8 Februari tepatnya, ketika 3 orang pendaki tersambar petir di Gunung Gede saat hendak kembali turun karna tidak bisa melanjutkan pendakian disebabkan badai dan kabut tebal. Kita juga masih ingat kejadian satu hari setelahnya ketika seorag mahasiswi Unnisula Semarang meninggal di Gunung Merbabu karena Amnesia. Sehingga ia tak tau arah jalan pulang, sehingga tanpa dia, yang lain hanya butiran debu. Well, I mean Hipotermia. Dan yang sedang hot hot nya akhir akhir ini adalah banyak gunung gunung di Jawa Tengah yang latah banget sehingga ikut ikutan aktif setelah gunung Kelud mengalami ereksi. Well, I mean Erupsi.
Tentunya jika kalian memutuskan untuk tetap mendaki di tengah suasana yang kurang kondusif ini dan kalian merasa aman aman saja, maka nasihat dari gue adalah, kalian hanya harus menyiapkan kaki yang akan berjalan lebih jauh dari biasanya, apalagi kalo lu kesasar. kalian juga harus siap menerima betis yang akan lebih besar dari biasanya. Tangan yang akan berbuat lebih banyak dari biasanya, apalagi kalo lu nyabutin setiap pohon pinus yang lu lewatin. Mata yang akan menatap lebih lama dari biasanya, yang otomatis akan menyebabkan mata kamu merah. Stop!! Jangan di kucek!! langsung siram mata anda dengan Insto dan air raksa. Lalu lapisan tekad yang seribu kali lebih kuat dari lapisan baja. Yah, masih bisa di nego sebenrnya jadi lima ratus kali lipat, ato yah... kalo ga pake sambel, seratus aja gapapa. Dan hati yang akan bekerja lebih keras dari biasanya, tapi jangan mao kalo ga di gaji. Hare gene ga di gaji?? apalagi lu punya utang yang ga cuma serebu dua rebu. Serta mulut yang akan selalu berdoa. Doa makan, doa masuk Wc, doa masuk rumah, doa masuk masjid, doa masuk neraka, doa masuk angin, dan masuk masuk yang lainnya. Klo udah keabisan stok doa, ya diulangi lagi dari awal. Rewind gitu.
.
Yah.... Sebagai sesama pendaki gue pun mengerti bahwa kesempatan untuk mendaki tidak datang dengan ritme waktu yang sering. Apalagi daki nya bisa sama orang orang yang kita harapkan, pasti jadi kebelet banget kan... ibarat pribahasa Cepirit sudah di ujung anus, ya mau ga mau harus sesegera mungkin dituntaskan. But, kembali lagi, tidak ada tempat yang murni 100% aman di Bumi ini. Laut bisa Tsunami, Gunung bisa Ereksi, well I mean erupsi, dataran biasa bisa gempa, dan lain sebagainya. dan tiga hal itu sampai sekarang belum ada yang bisa memprediksi kapan terjadinya. Seperti cepirit, ia keluar tiba tiba.
.
Kita semua turut prihatin atas apa yang terjadi di awal tahun 2014 ini. Kita berduka cita atas banjir yang melanda Jakarta walau sudah langganan. Yang gue heranin, udah tau banjir ga enak masih aja langganan. Yang melanda Pati, Kudus, Jepara, dan Demak. Erupsi Sinabung. Gempa yg baru beberapa hari lalu, gempa Bantul yang sekarang, Erupsi Kelud, cewe matre kelaut aje, dan banyak lagi...
Intropeksi, siapa tau ini salah kita, ada partisipasi kita dalam penyebab musibah beruntun yang tengah terjadi ini. Jika sesudah intropeksi semua mengaku tidak bersalah, maka untuk mengetahu siapa yang bersalah, tanyalah pada rumput yang bergoyang, meski gue heran ini rumput kenapa bisa bergoyang, dan apakah rumput ini goyang gergaji, goyang ngebor, goyang ngecor, goyang palu, paku, linggis, semen, sekop, ember, dan mengapa kita jadi menyebutkan alat alat pertanian? Entahlah...
..
1 komentar
guookieltz buangeddd dach! gue udah nunggu bertahun2, baru kali ini ada postingan baru, asyik, seru, de el el, gue kasi jempol gajah sepuluh dach. eitz, gue tetep tunggu aksi kocak loe, kalo loe nggak apdet lagi, gue anggep loe udah metong dikubur ma penduduk kampung.
BalasHapus